Hari itu rombongan pengamen
spesialis lagu-lagu sunda langgananku melewati rumahku,seperti biasa bila
kebetulan saya sedang luang pasti saya sengaja meminta beberapa lagu untuk
dinyanyikan, bisa sampai 2 jam non stop, tak jarang saya pun berjoget jaipongan
bila tiba-tiba hasrat iseng saya muncul, selama pengamen itu bernyanyi saya
jamu dia layaknya sebagai seorang tamu, saya sediakan minuman dan makanan,
setelah puas baru saya memberikan upah saweran yang cukup banyak, bahkan
mungkin terlalu banyak untuk ukuran upah seorang pengamen biasanya, sebagai
pertanda saya begitu puas dan memberikan penghargaan atas performance mereka,
juga bahwa saya mempersilakan rombongan pengamen itu untuk meningalkan rumah.
Tak lama berselang pengamen lain
dengan dandanan yang seronok,gayanya yang kurang sopan dan nyanyiannya yang tak
enak didengar telinga lewat dan bernyanyi, tanpa menunggu waktu lama saya pun
langsung memberikan uang receh, karena saya ingin pengamen itu menghentikan
nyanyiannya dan segera pergi dari rumah saya. Si Pandir tertawa
terpingkal-pingkal melihat kelakuan saya itu. Lalu saya pun dengan
terheran-heran bertanya pada si pandir, gila kau, kenapa tiba-tiba kau tertawa
terpingkal-pingkal seperti itu?!
Mendapat pertanyaan seperti itu
si pandir lalu menghentikan tawanya, dia berkata, shob ente ingat pertanyaan
ente tadi sebelum para pengamen itu datang? Tentang do’a ente yang ente
panjatkan bertahun-tahun sama Tuhan belum juga dikabul-kabulkan,padahal ente
meminta setiap saat, dengan bahasa yang begitu indah,dengan suara yang begitu
merdu, bahkan ente hiasi do’a-do’a itu dengan berbagai persembahan ibadah
terbaik dan amal terbaik, lalu ente tiba-tiba merasa kecewa dan mulai berputus
asa saat tiba-tiba ente lihat seorang pendosa yang do’a-do’anya begitu cepat
dikabul walaupun dengan cara-cara yang tidak baik dan menghalalkan segala cara.
Shob waktu ente ketemu pengamen
yang baik busananya,sopan perilakunya,merdu suaranya ente terus meminta
pengamen itu terus bernyanyi karena ente merasa senang dan masih ingin
menikmati penampilannya,dan ente pun rela memberikan uang yang cukup besar,
bahkan sangat besar untuk upah yang biasa diterima oleh pengamen biasanya sebab
ente merasa sangat puas, bahkan diluar upahnya ente jamu dia layaknya seorang
tamu kehormatan, tapi waktu ente mendapatkan pengamen yang buruk penampilan dan
perangainya,buru juga suara dan nyanyiannya ente cepat-cepat memberi dia uang
agar dia cepat pergi dari hadapan ente,itupun uang recehan yang ente kasih.
Begitu juga Tuhan shob, saat
Tuhan merasa senang dengan do’a-do’a hamba-Nya yang dilantunkan dengan suara
yang merdu dan bahasa indah, serta dihiasi dengan berbagai amal dan ibadah
terbaik, Tuhan sengaja meminta malaikat untuk menunda do’a itu dikabulkan, karena
Dia masih ingin menikmati bujuk rayu hambanya yang begitu merdu dan syahdu, dia
masih ingin mendapatkan isak tangis dan pengakuan dari hamba-Nya, dan atas apa
yang kita berikan dan lakukan untuk Tuhan itu, Tuhan telah mempersiapkan
bayaran berupa pengabulan do’a dengan balasan yang terbaik,bahkan terlalu
banyak jauh melebihi apa yang kita minta, dan selama masa Tuhan menunda
pengabulan do’a itu Tuhan menjamu kita dengan berbagai anugerah yang tidak kita
minta, coba ingat-ingat berapa banyak anugerah terbaik yang ente dapat dan
orang lain tidak mendapatkannya padahal ente tiakpernah memintanya. Tapi saat
seorang hamba pendosa meminta dengan tanpa etika dan berdo’a dengan cara yang
memaksa, maka Tuhan segera berkata pada malaikat-Nya cepat kamu berikan apa
yang dia minta seadanya Aku tidak ingin berlama-lama mendengar suara dan
do’a-do’anya, aku tidak ingin melihatnya berlama-lama menyapa-Ku. Jadi bukankah
seharusnya justru semakin lama do’amu terkabul malah ente harusnya makin
bersyukur, karena berarti Tuhan semakin senang dengan do’a-do’amu dan
penghambaanmu selama tentunya do’a dan penghambaan ente semakin baik?!
Aku pun tertegun, membisu terdiam
seribu bahasa, aku malu telah berburuk sangka kapada-Nya, malu karena telah
mendustakan dan tidak mensyukuri jamuan-Nya, rasa malu yang begitu besar yang
membuatku semakin merintih dan semakin berhasrat memberikan bujuk rayu dan
penghambaan terbaik kepada-Nya.
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu
tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah
mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran" ( 2:186).
Pertapaan Aster 81
Selasa Pagi bersama
secangkir kopi
13 November 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar