Rabu, 21 November 2012

TUHAN DAN PENGAMEN



Hari itu rombongan pengamen spesialis lagu-lagu sunda langgananku melewati rumahku,seperti biasa bila kebetulan saya sedang luang pasti saya sengaja meminta beberapa lagu untuk dinyanyikan, bisa sampai 2 jam non stop, tak jarang saya pun berjoget jaipongan bila tiba-tiba hasrat iseng saya muncul, selama pengamen itu bernyanyi saya jamu dia layaknya sebagai seorang tamu, saya sediakan minuman dan makanan, setelah puas baru saya memberikan upah saweran yang cukup banyak, bahkan mungkin terlalu banyak untuk ukuran upah seorang pengamen biasanya, sebagai pertanda saya begitu puas dan memberikan penghargaan atas performance mereka, juga bahwa saya mempersilakan rombongan pengamen itu untuk meningalkan rumah.
Tak lama berselang pengamen lain dengan dandanan yang seronok,gayanya yang kurang sopan dan nyanyiannya yang tak enak didengar telinga lewat dan bernyanyi, tanpa menunggu waktu lama saya pun langsung memberikan uang receh, karena saya ingin pengamen itu menghentikan nyanyiannya dan segera pergi dari rumah saya. Si Pandir tertawa terpingkal-pingkal melihat kelakuan saya itu. Lalu saya pun dengan terheran-heran bertanya pada si pandir, gila kau, kenapa tiba-tiba kau tertawa terpingkal-pingkal seperti itu?!

Mendapat pertanyaan seperti itu si pandir lalu menghentikan tawanya, dia berkata, shob ente ingat pertanyaan ente tadi sebelum para pengamen itu datang? Tentang do’a ente yang ente panjatkan bertahun-tahun sama Tuhan belum juga dikabul-kabulkan,padahal ente meminta setiap saat, dengan bahasa yang begitu indah,dengan suara yang begitu merdu, bahkan ente hiasi do’a-do’a itu dengan berbagai persembahan ibadah terbaik dan amal terbaik, lalu ente tiba-tiba merasa kecewa dan mulai berputus asa saat tiba-tiba ente lihat seorang pendosa yang do’a-do’anya begitu cepat dikabul walaupun dengan cara-cara yang tidak baik dan menghalalkan segala cara.

Shob waktu ente ketemu pengamen yang baik busananya,sopan perilakunya,merdu suaranya ente terus meminta pengamen itu terus bernyanyi karena ente merasa senang dan masih ingin menikmati penampilannya,dan ente pun rela memberikan uang yang cukup besar, bahkan sangat besar untuk upah yang biasa diterima oleh pengamen biasanya sebab ente merasa sangat puas, bahkan diluar upahnya ente jamu dia layaknya seorang tamu kehormatan, tapi waktu ente mendapatkan pengamen yang buruk penampilan dan perangainya,buru juga suara dan nyanyiannya ente cepat-cepat memberi dia uang agar dia cepat pergi dari hadapan ente,itupun uang recehan yang ente kasih.

Begitu juga Tuhan shob, saat Tuhan merasa senang dengan do’a-do’a hamba-Nya yang dilantunkan dengan suara yang merdu dan bahasa indah, serta dihiasi dengan berbagai amal dan ibadah terbaik, Tuhan sengaja meminta malaikat untuk menunda do’a itu dikabulkan, karena Dia masih ingin menikmati bujuk rayu hambanya yang begitu merdu dan syahdu, dia masih ingin mendapatkan isak tangis dan pengakuan dari hamba-Nya, dan atas apa yang kita berikan dan lakukan untuk Tuhan itu, Tuhan telah mempersiapkan bayaran berupa pengabulan do’a dengan balasan yang terbaik,bahkan terlalu banyak jauh melebihi apa yang kita minta, dan selama masa Tuhan menunda pengabulan do’a itu Tuhan menjamu kita dengan berbagai anugerah yang tidak kita minta, coba ingat-ingat berapa banyak anugerah terbaik yang ente dapat dan orang lain tidak mendapatkannya padahal ente tiakpernah memintanya. Tapi saat seorang hamba pendosa meminta dengan tanpa etika dan berdo’a dengan cara yang memaksa, maka Tuhan segera berkata pada malaikat-Nya cepat kamu berikan apa yang dia minta seadanya Aku tidak ingin berlama-lama mendengar suara dan do’a-do’anya, aku tidak ingin melihatnya berlama-lama menyapa-Ku. Jadi bukankah seharusnya justru semakin lama do’amu terkabul malah ente harusnya makin bersyukur, karena berarti Tuhan semakin senang dengan do’a-do’amu dan penghambaanmu selama tentunya do’a dan penghambaan ente semakin baik?!

Aku pun tertegun, membisu terdiam seribu bahasa, aku malu telah berburuk sangka kapada-Nya, malu karena telah mendustakan dan tidak mensyukuri jamuan-Nya, rasa malu yang begitu besar yang membuatku semakin merintih dan semakin berhasrat memberikan bujuk rayu dan penghambaan terbaik kepada-Nya.

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran" ( 2:186).

Pertapaan Aster 81
Selasa Pagi bersama secangkir kopi
13 November 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar