Ditemani secangkir cokelat panas, kunikmati
sore hari yang indah dengan langit yang begitu cerah, semilir angin sore
membuat suasana semakin menambah pekat dan lengkap kenikmatan hidup yang tak
mungkin kusia-siakan ini, saat yang teringat kejadian kamarin siang dalam
perjalanan pulang menuju rumah sehabis mengisi sebuah seminar pembekalan
kewirausahaan bagi para calon wisudawan dan para mahasiswa yang ingin
berwirausaha, persis di depan mataku sebuah sepeda motor tiba-tiba terjungkal
entah apa penyebabnya,nampaknya dia mengerem secara mendadak.
Teringat kejadian beberapa bulan
sebelumnya di lokasi yang sama sebuah mobil yg terlihat ugal-ugalan tiba-tiba
kehilangan kendali dan menyebabkan terjadinya tabrakan beruntun, yah memang
kecelakaan adalah sebuah hal yang biasa kita temukan dijalanan, namun ada
sebuah pelajaran penting tentang kesombongan dan kehati-hati an.
Dulu saat kita belajar melakukan
sesuatu, karena merasa diri kita belum bisa dan belum mampu maka kita pun
cenderung melakukan hal itu dengan sangat hati-hati, kadangkala begitu besar
ketakutan kita untuk berbuat salah, tapi setelah kita bisa melakukannya dan
semakin merasa mahir kita melakukannya, tanpa kita sadari karena merasa diri
sudah mampu kita seringkali menjadi lebih sembrono dan ceroboh, kecerobohan
karena merasa sudah mampu dan mahir itulah yang membuat celaka.
Perasaan tau, mampu dan ahli adalah hal
yang membuat seseorang berhenti berkembang karena kesombongannya,cenderung
berhenti belajar,berhenti mencari tahu dan mengasah keahlian,tak jarang membuat
kita cenderung lebih baik dan lebih hebat dari orang lain,malah mungkin
menyepelekan dan mengejek orang yang belum tahu dan belum mampu.
Seringkali kita malu saat kita merasa
bodoh, tak mampu dan pandai dalam suatu hal,membuat kita menjadi penakut,
minder dan rendah diri, tapi justru rasa bodoh dan penakut itu justeru seringkali
menyelamatkan kita dan membuat kita selalu berhati-hati, bukankah iblis di usir
Tuhan dari surga dan menjadi ahli neraka karena dirinya merasa lebih baik dari
adam? Bukankah Iblis kehilangan kemuliaannya sebagai komando para malaikat dan
dihinakan menjadi pemilik kedudukan terendah karena dirinya kesombongannya?
Jangan pernah berkecil hati karena kita
bodoh dan kurang mampu, jangan takut bila kita dihina dan dijelek-jelekan,
malah bersyukurlah, bukankah dengan di jelek-jelekan dan dihina kita menjadi
tau apa kekurangan dan keburukan kita? bukan kah dengan mengetahui kebodohan
dan kekurang mampuan kita membuat kta jadi tau apa yang harus kita latih dan
kita pelajari, serta kita menjadi tau apa yang harus kita perbaiki? Sehingga
kita bisa menyibukkan diri kita untuk terus memperbaiki diri dan memperbesar
kualitas dan kapasitas diri kita? Jangan juga gundah dicap sebagai pecundang
karena rasa takut yang kita miliki, bukankah rasa takutlah yang membuat kita
justru menjadi pribadi yang taat pada hukum dan aturan? Bukankah rasa takutlah
yang justru membuat kita terhindar dari kesombongan, hingga kita mau
berhati-hati dan bukankah rasa takut itu yang justru membuat kita tetap
berTuhan.
Bersyukurlah bila ternyata kita adalah
seorang pecundang, Jadilah pecundang yang selalu merasa bodoh, yang selalu
merasa lemah, orang yang tetap memiliki rasa takut, dan jadilah pecundang
yang mampu mengelola semua perasaan itu hingga menjadi kendaraan yang
mengantarkan kita menjadi pribadi yang terus memperbaiki diri dan semakin dekat
pada Tuhan.
Penghujung senja hari jum’at
9 November 2012
Pertapaan Aster 81
Tidak ada komentar:
Posting Komentar