Hari ini saya kedatangan seorang client, dia seorang mantan konglomerat, yang pernah mencapai puncak kejayaannya di era orde baru, saat ini dia dalam keadaan yang jauh bertolak belakang bagaikan bumi dan langit bila dibandingkan dengan keadaan di masa keemasannya, dulu dia memiliki kekayaan mencapai milyaran rupiah dengan nilai mata uang saat itu, yang bila dikonversikan dengan nilai saat ini bisa melebihi satu trilyun rupiah, namun saat ini dia hanya mengontrak rumah sepetak, dia berkonsultasi dan mengeluhkan segala keperihan hidup yang dialaminya. Saya jadi teringat sebuah kisah tentang sebatang pohon.
Suatu ketika, di sebuah padang, tersebutlah sebatang pohon rindang. Dahannya rimbun dengan dedaunan. Batangnya tinggi menjulang. Akarnya, tampak menonjol keluar, menembus tanah hingga dalam. Pohon itu, tampak gagah di banding dengan pohon-pohon lain di sekitarnya.
Pohon itupun, menjadi tempat hidup bagi beberapa burung disana. Mereka membuat sarang, dan bergantung hidup pada batang-batangnya. Burung-burung itu membuat lubang, dan mengerami telur-telur mereka dalam kebesaran pohon itu. Pohon itupun merasa senang, mendapatkan teman, saat mengisi hari-harinya yang panjang.
Orang-orang pun bersyukur atas keberadaan pohon tersebut. Mereka kerap singgah, dan berteduh pada kerindangan pohon itu. Orang-orang itu sering duduk, dan membuka bekal makan, di bawah naungan dahan-dahan. "Pohon yang sangat berguna," begitu ujar mereka setiap selesai berteduh. Lagi-lagi, sang pohon pun bangga mendengar perkataan tadi.
Namun, waktu terus berjalan. Sang pohon pun mulai sakit-sakitan. Daun-daunnya rontok, ranting-rantingnya pun mulai berjatuhan.
Tubuhnya, kini mulai kurus dan pucat. Tak ada lagi kegagahan yang dulu di milikinya. Burung-burung pun mulai enggan bersarang disana. Orang yang lewat, tak lagi mau mampir dan singgah untuk berteduh.
Sang pohon pun bersedih. "Ya Tuhan, mengapa begitu berat ujian yang Kau berikan padaku? Aku butuh teman. Tak ada lagi yang mau mendekatiku. Mengapa Kau ambil semua kemuliaan yang pernah aku miliki?" begitu ratap sang pohon, hingga terdengar ke seluruh hutan. "Mengapa tak Kau tumbangkan saja tubuhku, agar aku tak perlu merasakan siksaan ini?" Sang pohon terus menangis, membasahi tubuhnya yang kering.
Musim telah berganti, namun keadaan belumlah mau berubah. Sang pohon tetap kesepian dalam kesendiriannya. Batangnya tampak semakin kering. Ratap dan tangis terus terdengar setiap malam, mengisi malam-malam hening yang panjang.
Hingga pada saat pagi menjelang. "Cittt...cericirit...cittt" Ah suara apa itu? Ternyata, ada seekor anak burung yang baru menetas. Sang pohon terhenyak dalam lamunannya. "Cittt...cericirit...cittt," suara itu makin keras melengking. Ada lagi anak burung yang baru lahir. Lama kemudian, riuhlah pohon itu atas kelahiran burung-burung baru. Satu... dua... tiga... dan empat anak burung lahir ke dunia. "Ah, doaku di jawab-Nya," begitu seru sang pohon.
Keesokan harinya, beterbanganlah banyak burung ke arah pohon itu. Mereka,akan membuat sarang-sarang baru. Ternyata, batang kayu yang kering, mengundang burung dengan jenis tertentu tertarik untuk mau bersarang disana. Burung-burung itu merasa lebih hangat berada di dalam batang yang kering, ketimbang sebelumnya. Jumlahnya pun lebih banyak dan lebih beragam. "Ah, kini hariku makin cerah bersama burung-burung ini", gumam sang pohon dengan berbinar.
Sang pohon pun kembali bergembira. Dan ketika dilihatnya ke bawah, hatinya kembali membuncah. Ada sebatang tunas baru yang muncul di dekat akarnya. Sang Tunas tampak tersenyum. Ah, rupanya, airmata sang pohon tua itu, membuahkan bibit baru yang akan melanjutkan pengabdiannya pada alam.
*******
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,” (3 : 190)
“Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (59:82)
Sesungguhnya dalam setiap kejadian dan peristiwa ada komunikasi Allah dengan kita, Allah berbicara dengan seluruh hambanya melalui ciptaannya, namun kebanyakan dari kita tidak bisa atau mungkin tidak berusaha untuk memahaminya. Allah memang selalu punya rencana-rencana rahasia buat kita. Allah, dengan kuasa yang Maha Tinggi dan Maha Mulia, akan selalu memberikan jawaban-jawaban buat kita. Walaupun kadang penyelesaiannya tak selalu mudah ditebak, namun, yakinlah, Allah Maha Tahu yang terbaik buat kita. Allah tidak memberikan apa yang kita inginkan tapi Allah memberi apa yang kita butuhkan...
Saat dititipkan-Nya cobaan buat kita, maka disaat lain, diberikan-Nya kita karunia yang berlimpah. Ujian yang sandingkan-Nya, bukanlah harga mati. Bukanlah suatu hal yang tak dapat disiasati. Saat Allah memberikan cobaan pada sang Pohon, maka, sesungguhnya Allah, sedang MENUNDA memberikan kemuliaan-Nya. Allah tidak memilih untuk menumbangkannya, sebab, Dia menyimpan sejumlah rahasia. Allah, sedang menguji kesabaran yang dimiliki.
Dalam kisah ini setidaknya ada beberapa hikmah yang ingin saya bagi. Dalam setiap ujian dan bencana sesungguhnya Allah sedang berbicara kepada kita...
a. Allah berbicara tentang kekuasaan- Nya... betapa Kuasa Tuhan itu Maha mutlak... tak ada yang dapat menentang dan menahan apa pun yang Tuhan kehendaki
b. Tuhan ingin menunjukkan kepada kita, betapa sesungguhnya kita ini begitu lemah dan tak berdaya... semua yang ada dalam diri dan hidup kita adalah milik Tuhan, dan Tuhan berhak mengambilnya kapan saja Dia mau... tubuh yang sehat dan sempurna bila Tuhan berkehendak menjadi lumpuh dan tak sempurna apa yang dapat kita lakukan... harta melimpah yang kita miliki bila kata Allah hilang/habis maka akan hilang seketika... kekuasaan yang kita miliki bila kata Tuhan runtuh maka runtuhlah seketika... kecerdasan dan ilmu yang kita miliki bila Tuhan ingin mengambilnya maka kita pun akan lupa seketika.... bila Tuhan berkehandak segala usaha yang kita lakukan gagal, maka kita tidak akan pernah untuk dapat mencapai kesuksesan... begitupun sebaliknya... sesungguhnya kita tidak memiliki apapun, tidak mampu apapun dan tidak mengeahui apapun... lalu masihkah kita pantas untuk menyombongkan diri... atau menganggap hina dan rendah orang lain...
c. Seringkali kita berburuk sangka kepada Tuhan... hanya karena hidup kita tidak seperti apa yang kita inginkan, atau do'a kita yang tidak juga terkabulkan... padahal sesungguhnya Tuhan lebih tahu apa yang terbaik untuk kita... Tuhan memang seringkali tidak memberikan apa yang kita inginkan, tetapi Tuhan akan selalu memberikan apa yang kita butuhkan... dan sungguh Tuhan Maha Mengetahui kapan waktu terbaik do'a seorang hamba dikabulkan... karena kasih sayang Tuhan h sengaja diturunkan pada saat waktunya telah tiba... sebab Tuhan Maha Tahu bahwa segala sesuatu akan menjadi indah bila pada saatnya tiba.Yakinlah, suatu saat kita akan sangat bersyukur atas segala tempaan hidup yang kita jalani melalui segala ujian yang kita hadapi, apapun cobaan yang kita hadapi, adalah bagian dari rangkaian kemuliaan yang sedang dipersiapkan-Nya buat kita. Jangan putus asa, jangan lemah hati. Tuhan, selalu bersama orang-orang yang sabar dan berserah diri.
Wallaahu a'lam
Pertapaan Aster 81
17 Oktober 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar