Seringkali bila ditanya sesungguhnya apa sih tujuan hidup kamu? dengan bangganya kita jawab mencari ridho Allah! Seolah jawaban kita itu menjadikan kita hamba yang baik,tanpa sadar terbersit dalam diri kita memiliki tujuan yang lebih mulia daripada orang lain, lalu kitapun merasa diri menjadi manusia mulia yang lebih mulia daripada orang lain yang tak memiliki tujuan yang sama.
Hei awas hati-hati itu kesombongan sudah merasuk kedalam diri kita. Coba renungi kembali benarkah kita benar-benar berharap ridho Allah?
Pertanyaan sederhana mungkinkah kita mampu meraih ridho Allah bila kita tak benar-benar yakin bila apa yang Allah beri untuk kita itu benar-benar yang terbaik untuk kita? bagaimana mungkin kita mendapat ridho Allah bila kita tak mau ridho atas apa yang Allah tetapkan atas diri kita?!
Coba renungkan, bila memang kita mencari ridho Allah mengapa kita mengeluh atas apa yang Allah tetapkan untuk kita? bila memang kita mencari ridho Allah kenapa kita masih merasa takut,sedih dan khawatir akan kehidupan dunia kita? bila memang kita mencari ridho Allah kenapa begitu ngototnya kita mencari kehidupan dunia yang lebih baik? bila kita berfikir apa yang kita terima kurang baik sehingga mencari kehidupan yang lebih baik berarti disadari atau tidak apa yang Allah beri untuk kita saat ini kita anggap kurang baik dan akhirnya tanpa sadar kita menganggap Allah tidak tau apa yang terbaik untuk kita.
Bukankah apa yang terjadi pada kita semua terjadi atas kehendak Allah? dan bukankah bila Allah berkehendak artinya ada ridho Allah di dalamnya? bagaimana mungkin Allah menetapkan sesuatu yang tidak diridhoiNya? Jadi pertanyaannya bukan apakah Allah ridho pada kita tapi apakah kita sudah ridho atas ridho Allah pada diri kita?
Bukan berarti kita tidak boleh berusaha yang terbaik untuk kehidupan kita, justru kita wajib melakukan usaha terbaik dengan mengerahkan semua potensi terbaik kita dalam menjalankan hidup, namun perkara hasil itu urusan Allah, apapun hasilnya, apapun yang terjadi dan apapun yang diberi kita harus menerimanya dengan hati yang penuh ke ridloan. Inilah makna falsafah jawa "Nerimo Ing Pandum - Menerima dengan ridho segala pemberian"
Bila kita ridho pada apa yang Allah ridho pada kita maka secara otomatis kita akan menerima apapun yang telah ditetapkan-Nya pada kita dengan senang dan ikhlash hati, termasuk agama yang diturunkan-Nya pada kita hingga kita mampu dan senang hati menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya hingga kita menjadi manusia yang memenuhi standar takwa tanpa kita sadari. Bila kita ridho atas ridho-Nya maka kita akan yakin bahwa apapun yang Dia berikan itu yang terbaik untuk kita, dan bila kita yakin apa yang kita terima itu yang terbaik untuk kita maka otomatis apapun yang kita terima membuat kita selalu bahagia.
Orang-orang yang ridho atas keridhoan Allah pada dirinya maka berkali-kali Allah sebut dalam al-Qur'an "Tidak ada ketakutan dalam diri mereka dan tidak pula mereka bersedih hati". Jadi bila kita masih suka mengeluh, bersedih hati, khawatir dan disergap rasa takut pertanda lemahnya iman kita,kita tidak yakin akan janji dan kuasa Allah,kita menganggap-Nya kecil tak tau apa yang terbaik untuk kita,tak mampu memberi yang terbaik untuk kita, keluh kesah kita bukti nyata kita menyalahkan Allah. Kekhawatiran dan ketakutan kita akan kehidupan dunia kita pertanda bahwa kita tidak percaya bila Allah menjaga dan menghidupi kita.
Belajarlah untuk ridho atas apa yang Allah telah tetapkan untuk kita, maka hidup akan selalu terasa indah, musibahpun akan terasa sebagai anugerah, diri terbebas dari rasa takut, resah dan gelisah, dan segala ibadah akan kita jalankan dengan ikhlas tanpa rasa lelah, Jiwa menjadi tenang, hati selalu merasa senang, hingga kembali kepada Allah dalam keadaan ridho dan diridhoi Allah SWT.
"Hai jiwa-jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridho lagi di ridhoi-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam Syurgaku." (Al-Fajr 27-30)
Semoga Allah memberi kita kemampuan untuk mampu ridho atas segala ridho-Nya.
Salam
Pertapaan Aster 81
Menyongsong Senja 21 Sept 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar