Kamis, 26 September 2013

4 ISTRI, KEBAHAGIAAN DAN KESEHATAN JIWA


Dikisahkan seorang raja yang memiliki 4 orang permaisuri, namun sang raja bersikap tak adil dalam memperlakukan para permaisurinya, permaisuri ke 4 adalah permaisuri yang paling dicintainya, apapun yang dimiliki oleh sang raja semuanya untuk membahagiakan permaisuri ke 4 nya itu, apapun yang diminta oleh permaisuri ke 4 nya itu sang raja akan berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi permintaannya.

Permaisuri ketiga adalah permaisuri yang selalu mendampingi, mendukung dan membantu sang raja dalam setiap usaha dan perjuangannya. Dan permaisuri kedua adalah permaisuri tempat sang raja mencurahkan segala keluh kesah dan beban hidupnya serta permaisuri kedua inilah yang selalu mendengarkan setiap keluh kesah sang raja kemudian berusaha menghibur dan menguatkannya.


Suatu ketika sang raja menghadapi sakaratul maut, dia merasa sangatt ketakutan apalagi bila teringat bila nanti dia mati dia akan tinggal sendirian di dalam kubur sedangkan selama ini dia sudah terbiasa hidup selalu ditemani banyak orang terutama para permaisurinya. Akhirnya sang raja memutuskan meminta permaisuri-permaisurinya untuk menemaninya di dalam kubur. Dipanggillah permaisuri ke 4, wahai permaisuriku engkau tahukan bila engkau adalah permaisuri yang paling kucintai, apapun yang kumiliki dan kulakukan adalah untuk membahagiakanmu, sekarang aku mau mati, maukah engkau menemaniku di dalam kubur? si permaisuri ke 4 ini berkata "itu tak mungkin", kemudian dia pergi meninggalkan sang raja begitu saja, sang raja merasa sangat sedih dan sakit hati.

Lalu dipanggillah permaisuri ketiga, dan sang raja berkata "wahai permaisuriku engkau adalah permaisuri yang paling setia mendampingiku dan mendukungku dalam setiap perjuanganku, sekarang aku mau mati maukah engkau mendampingiku di dalam kubur? dia menjawab "suamiku dunia ini terlalu indah untuk kutinggalkan, bila engkau mati suamiku maka aku akan mencari suami yang lain." Remuk redam merasa berputus asa hati sang raja mendengar itu, dia semakin bersedih hati dan mulai berputus asa.

Kemudian dipanggillah permaisuri kedua yang menjadi permaisuri terakhirnya, lalu sama dengan sebelumnya sang raja pun berkata "wahai permaisuriku engkau adalah satu-satunya permaisuri yang paling setia menjadi tempat mencurahkan segala keluh kesah dan kesedihanku, sekarang aku mau mati, aku takut berada di dalam kubur sendirian, permaisuri ketiga dan keempat tak mau menemaniku, hanya kaulah satu-satunya harapan terakshirku, maukah kau menemaniku di dalam kubur?" lalu sang permaisuri menjawab "maaf suamiku aku hanya bisa menemanimu sampai pemakamanmu saja setelah itu aku akan kembali ke istana. Sang raja kini benar-benar merasa berputus asa, sedih tiada tara.


Di tengah kesedihan dan keputus asaannya tiba-tiba terdengar suara seorang wanita yang begitu lirih dan lemah, "jangan kuatir tuan raja masih ada aku yang akan setia menemanimu kemanapun kau pergi, aku akan menemanimu di dalam kubur. Sang raja merasa sangat kaget kemudian berusaha mencari-cari sumber suara itu, ternyata ada seorang wanita yang begitu kurus tak terurus, dia terlihat begitu lemah, hingga akhirnya sang raja mengingat dan mengenali sosok wanita itu ternyata dia adalah sang permaisuri pertama yang telah lama terlupakan, padahal dia adalah permaisuri yang selalu mendukung dan tak pernah protes apapun keputusan sang raja, dia adalah permaisuri yang paling setia.

Untuk semua yang merindukan kebahagiaan dalam jiwanya, sesungguhnya raja itu adalah gambaran diri kita, permaisuri keempat itu adalah raga kita, apapun yang disenangi dan diingini oleh raga kita selalu berusaha kita penuhi, pakaian, makanan bahkan hingga pasangan pun dipilih yang bisa menyenangkan raga kita, tapi saat kita mati raga kita itu hanya akan jadi konsumsi ulat dan cacing tanah. Permaisuri ketiga adalah harta dan kekuasaan kita, mereka adalah pendukung segala usaha dan perjuangan kita, mereka adalah pendukung kebahagiaan kita, tapi saat kita mati maka mereka hanya akan menjadi harta warisan yang akan diperebutkan dan menjadi milik orang lain. 

Permaisuri kedua adalah keluarga kita, mereka adalah malaikat-malaikat tak bersayap yang selalu menjadi tempat kita kembali disaat kita sedih dan susah, tempat kita menumpahkan resah, gelisah dan segala keluh kesah, mereka akan selalu menerima kita dengan segala kekurangan, keburukan dan ke tak sempurnaan kita, namun saat kita mati mereka pun tetap tak akan menemani kita masuk ke dalam kubur, mereka hanya akan temani kita hingga liang lahat setelah itu akan kembali dan meninggalkan kita. Dan permaisuri pertama adalah jiwa kita yang seringkali kita lupakan dan terlantarkan padahal dialah yang selalu mendukung dan menemani kita kemanapun kita pergi hingga masuk liang lahat dan menghadap Tuhan sekalipun.


Jiwa adalah dia yang akan mempertanggung jawabkan semua perbuatan kita di dunia, dia jugalah sumber kebahagiaan yang sesungguhnya, bila sehat jiwa kita maka akan sehat pula lah seluruh tubuh dan kehidupan kita. Ibadah adalah sumber kehidupan kita, dia akan melemah saat kita memanjakan raga, karena saat memanjakan raga saat itu kita tengah meracuninya, melemahkannya dan membunuhnya perlahan-lahan. Tapi sebaliknya dia akan menjadi kuat saat kita melatih raga dengan banyak berpuasa dari berbagai kesenangan dunia, puasa adalah latihan terbaik bagi jiwa, melatih jiwa hingga mampu menguasai kehendak raga dan nafsu.

Kesedihan, ketakutan, kekhawatiran, kegalauan, emosi yang tak terkendali, frustasi yang kerap menghampiri dan segala bentuk ketidak bahagiaan yang mengantarkan pada keputus asaan disebabkan oleh lemahnya jiwa, sulitnya beribadah, beratnya taat, tak kuasanya menikmati khusyu, hingga melemahnya Iman dan terasa menjauhnya diri dari Tuhan pun sebab jiwa yang terlemahkan karena racun kesenangan raga dan nafsu yang dimanjakan. Segala Ibadah adalah makanan bagi jiwa dan segala kebajikan adalah vitamin yang menguatkan bagi jiwa, sedangkan racunnya adalah mengikuti segala hasrat dan keinginan akan kesenangan raga juga kepuasan nafsu, bila jiwa ingin sehat, bahagia selalu dirasa, maka perbanyaklah ibadah dan kurangilah mengikuti keinginan memanjakan kesenangan raga dan kepuasan nafsu, agar sehat jiwa kita, kedamaian, ketenangan, ketentraman dan kebahagiaan hidup senantiasa menyertai. 

"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada (jiwa) dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." (Yunus : 57)

"Barangsiapa yang berserah diri kepada Allah, sedang dia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhan-nya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (Al-Baqarah:112)

"Wahai Jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridho dan diridhoi-Nya. Maka masuklah kedalam golongan hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam syurga-Ku." (Al-Hasyr : 27-30)

Hamba-hamba yang menyibukkan dirinya dengan beribadah dan melakukan amal kebajikan maka jiwanya penuh ketenangan, kehidupannya penuh kebahagiaan, dan hatinya penuh kedamaian, tiada pernah merasa takut, khawatir dan bersedih hati, itulah syurga dunia, syurga sebelum syurga yang sesungguhnya. Semoga kita semua bisa termasuk ke dalam golongan ahlinya.

Salam
Pertapaan Aster 81
Dhuha 27 September 2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar