Rabu, 21 Agustus 2013

SAMPAN TUHAN


Yaa Tuhan mengapa Engkau tak mengabulkan do'aku, kenapa Engkau tak menolongku?! protes seorang hamba kepada Tuhan saat dia bertemu dengan Tuhannya setelah kematiannya, padahal hamba ini adalah seorang hamba yang sangat shaleh, dia adalah seorang hamba yang benar-benar berserah diri secara total kepada Tuhan, tak pernah ia bergantung, berharap dan meminta kecuali hanya kepada Tuhan. Dan karena keshalehan dan keberserah diriannya itu maka Tuhan selalu menjawab setiap do'anya secara spontan, kecuali hari itu dihari akhir usianya.

Hari itu tiba-tiba badai tsunami menerjang desanya, banyak orang meninggal terbawa arus, kebetulan rumahnya agak jauh dari pantai hingga saat tsunami tiba dia masih sempat naik ke atap rumah untuk menyelamatkan diri, setelah berada di atap rumah kemudian dia berdo'a kepada Tuhan : "Yaa Tuhan hanya kepada-Mu aku bergantung dan hanya kepada-Mu aku berserah diri, maka aku memohon kepada-Mu selamatkanlah aku dengan tangan-Mu."

Tak lama setelah si hamba berdo'a melintaslah beberapa orang dengan sebuah sampan, kemudian yang di sampan berteriak mas ayo cepat naik sampan bersama kami, lihat air sudah semata kaki sebentar lagi air naik, dengan halus si hamba menolak, silakan duluan saya sedang menunggu pertolongan dari Tuhan, maka mereka pun pergi berlalu meninggalkan si hamba, saat air sudah sampai sepinggang si hamba, lewatlah satu sampan lagi dan juga sama seperti sampan yang pertama menawarkan bantuan, mas ayo cepat naik sampan ikut kami sebentar lagi air naik, lagi-lagi si hamba menolak dengan alasan yang sama, dia sedang menunggu pertolongan dari Tuhan, kemudian sampan kedua itupun pergi berlalu, ketika air sudah hampir seleher si hamba lewat lah sampan ketiga dan menawarkan bantuan, tapi dengan alasan yang sama si hamba pun menolaknya, hingga akhirnya sampan ketiga pun pergi berlalu meninggalkannya..

Banjirpun terus naik hingga si hamba tenggelam terbawa arus, pertolongan Tuhan yang diharapkannya pun tak kunjung tiba dan akhirnya dia pun mati tenggelam. Setelah dia mati dia pun bertemu Tuhannya, dan saat bertemu Tuhan dia pun mengajukan protes pada Tuhan :"Yaa Tuhan mengapa Engkau tak mengabulkan do'aku, kenapa Engkau tak menolongku?!" mendengar protes hamba-Nya itu Tuhan pun menjawab : "Apa kamu lupa setelah kamu berdo'a kukirimkan tiga kali hambaku dengan sampannya untuk menolongmu, tapi kamu menolak bantuan mereka, padahal mereka adalah hamba-hamba yang kugerakkan dan kukirimkan untuk menolongmu sebagai jawaban atas do'amu itu."

Cerita di atas hanyalah sebuah cerita fiksi belaka, tapi sadarkah kita seringkali kita mengalami seperti apa yang dialami oleh si hamba dalam cerita di atas, seringkali kita berdo'a tapi kita merasa Tuhan tidak mengabulkan do'a-do'a kita, padahal bisa jadi sesungguhnya Tuhan sudah mengabulkan do'a kita hanya wujud dan tempat pengabulannya tidak sesuai dengan harapan dan bayangan kita, hingga tanpa sadar kita pun menolaknya.

Tuhan memang seringkali menurunkan anugerah-Nya untuk kita di tempat atau dalam wujud yang bertolak belakang dengan ego dan kesombongan kita, agar kita menjadi rendah hati, seringkali dalam berdo'a kita malah mencoba mengatur Tuhan dengan memaksanya mengabulkan do'a yang sesuai dengan harapan dan perrmintaan ego kita, padahal belum tentu hal itu baik dan kita butuhkan, namun Tuhan lebih tahu yang terbaik untuk kita daripada diri kita sendiri.

Kita memang wajib untuk berdo'a, namun untuk hasilnya biarkanlah Tuhan yang menentukan dengan kehendak-Nya, tugas kita adalah rendahkan hati, buka mata, buka telinga, perhatikan sekeliling kita, bisa jadi Tuhan simpan jawabannya ditempat yang tidak kita duga, bisa jadi ditempat yang paling hina dan menjijikan buat kita, atau bisa jadi Dia titipkan lewat orang yang tak kita duga-duga, bisa jadi lewat orang tua, teman, anak kecil, pengemis atau bahkan mungkin lewat penjahat dan orang gila.

Pelajaran kedua, sampan dalam cerita di atas bisa jadi gambaran dari pertolongan dan teguran Tuhan untuk kita yang tanpa sadar telah melupakan Tuhan, mungkin kita telah terlalu banyak berbuat dosa hingga Tuhan mencoba menolong kita dan menyadarkan kita, walaupun caranya seringkali tak sesuai dengan ego kita, bisa jadi Tuhan gerakkan adik kita, bahkan mungkin orang yang paling kita benci untuk mengingatkan kita, atau lewat sebuah kejadian, kecelakaan, kebangkrutan, atau sakit parah misalnya, saat itu Tuhan sengaja membuat kita tak berdaya agar kemudian kita sadar, saat itu Tuhan sedang mengajak kita kembali pada-Nya. 

Mungkin sudah berkali-kali Tuhan menegur kita, mengirimkan sampan untuk menolong kita, tapi berkali-kali pula kita mengabaikannya. Pertanyaannya apakah kita tahu mana sampan terakhir yang Tuhan kirim untuk kita, bisa jadi Teguran dan kesempatan yang kita terima saat ini adalah sampan terakhir untuk kita.

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, serta bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran-Nya) bagi orang-orang yang berakal." (3:190)

Salam
Pertapaan Aster 81
1/3 malam 15 Syawal 1234H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar